Rabu, 19 Oktober 2011

-DEJAVU-

"Phil,kau masih disana?"Suara senior Bambang membuyarkan lamunan q.
"Ya,senior"
"Kau masih memanggil q dengan embel2x kata 'senior' lagi.cukup panggil aku kakak atau abang saja."
"maaf,aq sudah terbiasa memanggilmu senior.Tapi aq akan mencobanya"
"Baguslah,q dengar kau mendapat panggilan bermain di film Holywood?!"
"Ya,aq lolos audisi Pemilihan salah satu peran dari dlm sekuel terakhir Harry Potter,senior eh bang"
"Q ucapkan selamat.Itu artinya kau memiliki bakat terpendam lainnya selain dari bermain Sepakbola.Dan mungkin kau baru satu-satunya orang Indonesia yang bermain di Film Hollywood.Apa kau sudah melupakan karirmu di sepakbola,Phil?"
"Tentu saja tidak senior,aq masih terdaftar sebagai pemain timnas sekarang.Dan q pastikan untuk datang menonton setiap pertandingan kalian sampai Final berlangsung.Aq yakin kita bisa menang,senior!"
"Apa kau masih merasa begitu setelah kita tertinggal 3 angka dari mereka.Itu berarti kita harus meraih 4 angka agar bisa menang."
"Senior Bambang,apa senior merasa itu sulit terjadi?Tak ada yang tak mungkin terjadi di dunia ini.Walaupun presentase kemenangan hanya 1%,tapi kita tetap bisa menang."
"Berapa presentase kita untuk menang?
"99,99%,0,01% nya hanya kepercayaan"
"Hahahahahaha,Kau benar2x unik,Phil.Tak salah pelatih menyimpanmu untuk saat2x seperti ini.Pelatih percaya akan datang saat-saat seperti ini.Dimana disaat2x akhir tim selalu kehilangan arah agar bisa menang.Dan kau lah kartu Joker kami.Kami dalam perjalanan menuju apartemenmu.Ada yang ingin dibicarakan."
"E....Senior,tapi aku tak bisa...."
"kami mengerti masalahmu.karna itulah kami datang ke sana malam ini juga."
Dalam hati aq berpikir,mungkin ini kesempatan terakhir q untuk memulai debut akting q di Hollywood seperti yang q impikan dulu,tapi di sisi lain aq adalah atlit negara dimana aq tinggal dari kecil disini.Keinginan q mengelilingi dunia dengan bakat q sama besarnya dengan keinginan q bermain sepakbola sebagai tim utama.
Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu,dan siapa lagi kalau bukan Senior Bambang,Fery rotinsulu(kiper timnas) dan si 'tangan dingin' pelatih Alfred Riedl serta penerjemahnya yang juga manajer tim kami yang mendepak q dari tim utama menjadi tim cadangan tanpa alasan yang jelas.Tapi melihat penampilannya membawa timnas ke final tanpa halangan yang berarti,dan itu cukup membuat q ingin melihat sisi lain dari pelatih ini.


"Kau seharusnya sudah tau maksud kedatangan tim kami disini,bagaimana menurutmu untuk kesempatan saat ini"manajer tim memulai pembicaraan
"Sebelumnya saya cukup trkejut dengan kedatangan tiba2x dari orang-orang penting timnas malam ini di apartemen saya.Tapi,saya mengerti karna kondisinya cukup genting karna besok malam sudah pertandingan final leg 2 tapi kondisi saya tidak memungkinkan untuk membela timnas tahun ini,Sebelumnya saya sudah menyampaikan surat pengunduran diri sya dari timnas"
"i heard your performance when you was 14"Pelatih itu akhirnya bersuara.
"i know,but i cant do this again"jawab q tegas
"tak bisakah kau menunda kepergianmu semalam saja.demi kemenangan pertama kita di ajang Internasional.bukannya itu juga impianmu Phil?"Senior Bambang coba membujuk q
"Mungkin ini terdengar tak adil untukmu,kami melihat bakat yang besar dari diri anak muda yang baru berusia 17 tahun.Dan kami memilih kebijakan untuk menyimpanmu sampai saat yang tepat untuk memperlihatkan bakatmu di mata dunia.dan sekarang adalah saat yang tepat agar kau bisa menjadi salah satu dari tim utama ditambah tahun depan kau memiliki kesempatan masuk menjadi tim muda real madrid di spanyol."
" jujur saya tak bermasalah dengan kepindahan saya ke tim cadangan timnas.Karna itu menjadikan saya lebih matang dan memberikan saya kesempatan untuk melanjutkan studi dan menemukan passion saya yang lain,saya pasti membantu jika saya bisa,tapi tolong mengerti keadaan saya."
Aq merasa sangat bersalah ketika terlihat semburat putus asa dari wajah manajer kami,dan helaan nafas panjang dari senior-senior yang q hormati.
"sa.ya. per..nah melihat per.tan.dingan.mu di la.pangan bola di desa wamena,irian jaya saat kau masih 10 tahun."Pelatih itu berbicara bahasa Indonesia.satu hal yang tak terduga,setelah bertahun2x di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar